Dua siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Babat,
Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Dwi Nailul Izzah dan Rintya Miki
Aprianti akan mewakili Indonesia pada olimpiade internasional
"International Environment Project Olympiad" (INEPO) di Istanbul, Turki.
Ajang itu akan dilaksanakan pada 17-20 Mei 2013.
Menurut Kepala
Bagian Humas Pemkab Lamongan Muhamad Zamroni, kedua siswa itu mewakili
Indonesia setelah melakukan penelitian ilmiahnya berjudul "Limbah
Peternakan Sapi" sebagai pengharum ruangan ramah lingkungan. Karya
ilmiah itu mengalahkan 1.000 peserta dalam ajang "Indonesian Science
Project Olympiad" (ISPO) yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Februari
2013.
"Sukses itu membawa keduanya menjadi wakil Indonesia di
ajang internasional yang akan berlangsung di Turki," kata Zamroni
seperti dilansir dari Antara, Minggu (10/3).
Sementara itu, Dwi
Nailul Izzah mengaku karya ilmiahnya itu menjelaskan tentang pengolahan
limbah kotoran (feses) sapi menjadi cairan pengharuman ruangan dengan
aroma alami tumbuh-tumbuhan. "Pengharum ruangan yang kami hasilkan murni
berbau alami seperti tumbuhan yang menjadi makanan sapi, bukan karena
ditambahi dengan bahan kimia agar bisa berbau wangi," katanya.
Dalam
karyanya, kedua siswa itu juga membuat kajian ekonomi mengenai pangsa
pasar produk pengharum ruangan tersebut. "Pengharum ruangan ini sehat
karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya, seperti "benzo acetan"
layaknya produk pengharum yang ada di pasaran, dan juga ekonomis karena
ongkos produksinya sangat murah, yakni Rp 21 ribu untuk kemasan 225
mililiter," katanya.
Sementara, untuk produk pengharum ruangan di
pasaran harganya mencapai Rp 39.900 untuk kemasan 275 gram. Oleh karena
itu, pihaknya akan segera mengajukan hak paten atas karya itu, sebab
sesuai hasil pantauan kedua siswa di situs Dirjen Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI) belum ada paten produk sejenis.
"Karena itulah, karya kami nampaknya berpeluang besar untuk bisa mendapatkan hak paten," ucapnya.
Sementara
Bupati Lamongan Fadeli berharap karya ilmiah kedua siswa tidak hilang
ditelan bumi. Ke depan harus ada upaya implementasi dengan bekerja sama
pihak ketiga untuk pemasarannya.
"Peluang mereka di ajang
internasional juga cukup terbuka melihat hasilnya yang cukup bagus, dan
sangat berpotensi bisa memenangkan di ajang internasional," katanya.
Sementara
itu, Dwi Nailul Izzah merupakan siswi kelahiran Pucuk, Lamongan, 14
Desember 1996, dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan
Haris A Salim dan Zayyaroh. Sedangkan Rintya Miki Aprianti lahir di
Jambi pada 17 April 1996 yang merupakan putri pertama dari tiga
bersaudara pasangan Maliki dan Juwami.Sumber: Merdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar