Dwitasari. Mungkin belum banyak orang
mengenalnya. Namun anda yang aktif di blog keroyokan Kompasiana ini,
mungkin pernah mengenal sosok kompasianer satu ini. Bergabung di
Kompasiana, pada medio November 2011. Sejak kehadirannya tulisan
cerpennya langsung mencuri perhatian pembaca. Saat itu tema cerpennya,
didominasi kisah cinta orang dewasa. Pilihan tema cerpen yang sangat
matang untuk anak seusianya.
Tak diragukan, Dwitasari memang penulis
muda berbakat, yang karya-karya cerpennya sungguh fenomenal. Dwita
sangat pandai meramu kata dan merangkainya menjadi kalimat yang indah
dan kemudian menyusunnya menjadi sebuah cerita menarik yang mengalir dan
enak dibaca. Sejak awal kemunculannya di Kompasiana, tulisannya sering
bertengger di kolom terekomendasi (trending article). Walau akhir-akhir
ini tulisan Dwita tak lagi sering hadir di sini. Terakhir ia menulis
tanggal 2 September 2012. Tulisannya juga selalu mendapat hit klik dari
begitu banyak pembaca. Anda bisa menengok lapaknya di sini
Di dunia blogging namanya cukup dikenal
sebagai penulis berbakat. Penggemar tulisannyapun cukup banyak. Terlebih
member blog pribadinya sudah mencapai 5000-an member. Anda bisa melihat blognya disini.
Yang mengagumkan, Dwita di usianya yang
belia, tak pernah kehabisan ide untuk berkarya. Salah satu karya apik
cerpennya sukses diangkat sutradara Hanung Bramantyo ke layar lebar
dengan judul Cinta Tapi Beda. Inspirasi kisah ini diambil Dwita dari kisah nyata sahabat wanitanya yang menjalani pernikahan beda agama.
Dalam wawancara dengan sejumlah media,
Hanung bercerita bahwa ia menemukan kisah menarik ini dari blog
Dwitasari, dan meski bukan tema baru, ia sangat tertarik memvisualkan
kisah ini dalam sebuah film dan menggarapnya bersama Hestu Saputra.
Terlebih kisah ini base on true story.
“Ini memang bukanlah film pertama
yang menceritakan tentang beda agama dan Cinta Tapi Beda juga bukan
mengenai kisah itu saja. Tolong jangan bawa film ini ke isu agama
karena perbedaan yang dimaksud lebih beragam, bisa dari profesi dan
sukunya,” ucap Hanung saat Press confrence film Cinta Tapi Beda, seperti dilansir disini
Walhasil, ini menjadi debut pertama bagi
Dwitasari, kisah cerpennya diangkat ke layar lebar. Tentu membanggakan,
terlebih tangan dingin Hanung yang menggarapnya. Prestasi ini seolah
menjadi pelengkap kebahagiaan Dwitasari, karena ia juga baru saja
meluncurkan novel pertamanya berjudul Raksasa dari Jogja.
Dari blognya yang saya kunjungi, saya
menangkap kebanggaan itu. Dwita menulis dalam blognya, bahwa ia sungguh
tak percaya ketika kisah #CintaTapiBeda difilmkan sutradara ternama
Hanung Bramantyo dan Hestu Saputra. Divisualisasikan dengan sangat manis
oleh keduanya. Dan diberi OST yang menyentuh yang dinyanyikan oleh
@TheFinestTree ciptaan Erros Candra. Ia begitu terharu, sampai
melukiskan perasaannya seperti petasan lebaran penuh ledakan :)
Dan satu hal yang lebih membanggakan
lagi, film Cinta Tapi Beda ini diikutkan pada festival film ASEAN (ASEAN
International Film Festival And Award) di Kuching, Sarawak, pada Maret
2013 mendatang, berdampingan dengan 2 film lain yakni, Ainun dan Habibie
dan 5 CM. So amazing!
Meski tak mengenalnya secara pribadi,
saya ikut bangga dengan prestasinya. Luar biasa. Sungguh kreativitas
yang tak pernah usai. Mengalir di jiwa mudanya. Semoga akan terus lahir
karya-karyanya yang lain. Dan semoga apa yang dibuat seorang Dwita bisa
memicu blogger lainnya, khususnya para blogger muda untuk meniru
produktivitasnya dalam berkarya. Siapa tahu berikutnya giliran karya
anda yang tampil. Rasanya itu bukan mimpi. Setidaknya Dwitasari sudah
membuktikannya.
Film Cinta Tapi Beda ini akan tayang
serentak di bioskop pada tanggal 27 Desember 2012 ini. Tentang sinopsis,
movie trailer #CintaTapiBeda, bisa anda lihat disini.
Sumber:chiliblub
Sumber:chiliblub
0 komentar:
Posting Komentar