TERKAIT:
Bantuan langsung itu, kata Agung, disalurkan melalui kantor-kantor pos yang berada di setiap kelurahan. Sementara itu, pendataan dan verifikasi mengenai warga miskin yang berhak, dilakukan oleh pihak kelurahan. Kelurahan juga turut mengawasi penyaluran BLSM tersebut. Tak hanya itu, pemerintah juga merencanakan beberapa bantuan lagi, termasuk peningkatan penyaluran raskin, peningkatan subsidi terhadap siswa miskin, serta subsidi yang berkaitan dengan pengelolaan angkutan umum dan angkutan desa. "Subsidi pendidikan hingga perguruan tinggi, bukan lagi SMA," kata Agung.
Berbagai bantuan ini, sambungnya, dapat mencegah meroketnya jumlah penduduk miskin di Indonesia. Agung menambahkan, program ini masih dalam proses. Pemerintah masih menunggu persetujuan Parlemen. Saat ini, pemerintah memiliki dua opsi kenaikan pemerintah mengajukan dua opsi kenaikan harga bensin dan solar per liter untuk menekan besaran subsidi. Opsi pertama, kenaikan harga jual eceran bensin dan solar Rp 1.500 per liter. Kedua, memberikan subsidi tetap, maksimum Rp 2.000 per liter untuk bensin dan solar.
Kajian Universitas Indonesia merinci, dari sisi sosial ekonomi dan fiskal, kenaikan harga bensin dan solar Rp 1.500 per liter akan menimbulkan tambahan inflasi 2,15 persen, tambahan kemiskinan 0,98 persen, penurunan daya beli 2,10 persen, dan penghematan subsidi BBM nasional Rp 31,58 triliun. Sementara subsidi tetap Rp 2.000 per liter akan menyebabkan tambahan inflasi 2,43 persen, tambahan kemiskinan 1,15 persen, penurunan daya beli 2,37 persen, dan penghematan subsidi BBM nasional Rp 25,77 triliun.
0 komentar:
Posting Komentar